Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai (Kalimantan timur)
•Sumber Sejarah
Bukti arkeologis keberapdaan Kerajaan ini adalah temuan prasasti yang ditulis di atas tujuh buah yupa(tugu batu). Prasasti tersebut ditemukan antara tahun 1879 dan 1940 di daerah hulu sungai Mahakam. Tujuh buah yupa tersebut ialah:
1. Prasasti Muarakaman 1: yang berisi silsilah Raja Mulawarman, upacara selamatan yang diselenggarakan, dan pembangunan tugu batu sebagai peringatan.
2. Prasasti Muarakaman 2: yang berisi cerita tentang kebaikan Raja Mulawarman dan pemberian sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
3. Prasasti Muarakaman 3: yang berisi pujian terhadap kebaikan dan kebesaran Raja Mulawarman serta pembangunan tugu sebagai tanda peringatan atas sedekah yang dilakukan.
4. Prasasti Muarakaman 4: yang berisi informasi yang tidak jelas karena hurufnya telah aus.
5. Prasasti Muarakaman 5: yang berisi peringatan atas dua sedekah yang diberikan oleh Raja Mulawarman, yaitu segunung minyak kental dan lampu dengan kelopak bunga.
6. Prasasti Muarakaman 6 : yang berisi ucapan selamat kepada Raja Mulawarman dan penyebutan pemberian persembahan kepada para Brahmana.
7. Prasasti Muarakaman 7 : yang berisi cerita tentang penaklukan Raja Mulawarman terhadap raja-raja lain, penyelenggaraan upacara, dan pemberian hadiah dalam jumlah besar, meskipun informasinya tidak lengkap karena kondisi prasasti yang tidak baik.
•Kehidupan Sosial Budaya
Dalam Prasasti Yupa tertulis bahwa masyarakat sudah banyak yang menganut agama Hindu, sehingga pola pengaturan kerajaan kepada masyarakat sangat teratur seperti pemerintahan Kerajaan India.
Masyarakat di Kerajaan Kutai dapat menerima unsur budaya luar (India), namun tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Contohnya prasasti berbentuk Yupa yang menggunakan huruf Pallawa menunjukkan adanya pengaruh dari India Selatan. Sedangkan Yupa sendiri merupakan bentuk perkembangan dari menhir, kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman Megalitikum.
Kehidupan budaya Kerajaan Kutai juga sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan upcacara penghinduan Vratyastoma. Di masa Raja Mulawarman, upacara tersebut telah dipimpin oleh pendeta Brahmana yang merupakan orang lokal.
Artinya kala itu telah ada kaum Brahmana asli nusantara yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, khususnya penguasaan terhadap bahasa Sansekerta.
• Kehidupan politik
Kudungga (350-375 m)
Asmawarman (375-400m)
Mulawarman (400-446m)
Dharma setia (1534-1605m)
• Kehidupan Ekonomi
kita dapat menentukan bahwa banyak masyarakat kerajaan Kutai bekerja sebagai petani hal ini dikarenakan letak kerajaan Kutai di pinggiran sungai Mahakan, Kalimantan timur membuat tanah subur
banyak masyarakat kerajaan Kutai juga bekerja sebagai peternak, hal ini dibuktikan dengan peninggalan prasasti yupa yang menjelaskan bahwa raja Mulawarman melakukan upacara pengurbanan dan memberikan hadiah kepada para brahmana sejumlah 20.000 ekor sapi
masyarakat kerajaan kutai dapat berdagang dengan bangsa asing karena letaknya yang tidak jauh dari pantai dan wilayah Kutai dilewati jalur perdagangan yang menghubungkan selat Makasar, Filipina dan china
Comments
Post a Comment